Page

Kamis, 05 Januari 2012

Cinta Sang Ikhwan

      Hal dalam hidup ini yang membuat kita bisa lebih krasan dan enggan untuk melepas kehidupan dunia antara lain nikmat yang Allah berikan dalam bentuk ‘cinta’ dan ‘nikah’, hal yang bila kita kaji dan kita bahas tidak pernah ada habisnya. Perbincangan yang bertopik seperti ini lebih banyak menarik “audience”, dan tidak pandang usia tua, muda, kaya, miskin, susah , dan senang semuaya pasti pernah bicara cinta.
    Begitu juga halnya akan terjadi pada sosok seseorang laki-laki yang dikenal aktif dalam bentuk perjuangan dakwah, “ikhwan”, begitu kita sering menyapa mereka. Keaktifan mereka dalam kehidupan memperjuangkan islam, ikut dalam forum forum diskusi islam, mengaji tiada henti, sampai pada aksi di lapangan membantu para umat yang sedang kesusahan, ya begitu lah mereka yang pada dasarnya HambaAllah yang seyogyanya memiliki cinta layaknya manusia biasa. Punya rasa, punya hati, punya cinta sebagai fitrah yang Allah berikan untuk ditata menjadi indah mempesona.

     Kala fajar dan siang menjelang dengan penuh semangat dan dengan gagahnya melakukan aksi dan dakwah mengutip pendapat Hasan al-Banna, Sayyid Qutb atau Anis Matta dengan sebuah senyuman menghiasi. Tak heran, kala senja datang dan malam menjelang, terdengar dari sang ikhwan nada2 syahdu tentang sebuah rindu, sebuah cinta. Kala semangat dan berada disela2 kesibukan mungkin mereka suka mendengarkan nasyid harokah pembangkit semangat ala Ruhul Jadid, Izzatul Islam, atau Shoutul Harokah.
    Saat langit berwarna merah saga
    Dan kerikil perkasa berlarian
    Meluncur laksana puluhan peluru
    Terbang bersama teriakan takbir
Namun dalam kesendiriannya lebih sering tenggelam dalam alunan melodi indah dari Edcoustic, Brothers, atau In-Team. Sampai diujung sebuah rindu yang sangat mendalam terdengar nada pilu.
    Didalam sunyi ia selalu hadir
    Didalam sendiri ia selalu menyindir
    Kadang meronta bersama air mata
    Seolah tak kuasa menahan duka…
Itulah ikhwan. hidupnya juga tak bisa lepas dari cinta. Tapi, iltizamnya terhadap Islam membuat ia berbeda dari lelaki biasa kebanyakan. Ia berusaha untuk tidak jatuh cinta. Sebab ia lahir, tumbuh, dan besar dibawah naungan cinta. Meskipun sesekali ia terjatuh, maka ia harus segera bangkit dan ingat pada pesan ” cukup sekedar SIMPATI, simpan dalam hati “. Tak heran orang-orang selalu mengaitkan para ikhwan dengan sikap ghaddul bashar (menundukkan pandangan). Sebuah ikhtiar untuk menghindarkan diri dari zina dan meminimalisir akumulasi dosa.
Mereka yakin bahwa pandangan itu adalah anak panah beracunnya Iblis yang siap menerjang hati untuk selanjutnya diproses oleh saraf untuk mengorganisir kebejatan berikutnya dalam bentuk khatarat (lintasan pikiran) dan lafadzat (kata-kata). Namun, sekali lagi, dengan keyakinannya pada Allah ia lebih memilih untuk merasai nikmatnya iman di hati saat menundukkan pandangan.
Untuk mengatasi hal ini, akhirnya para ikhwan mengeluarkan satu jurus ampuh dari tokoh utama dakwah, Baginda Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wa sallam. Dengan khidmat para ikhwan kemudian mencoba menyambut seruan sang nabi,
    ”Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mencapai ba’ah (kemampuan),
hendaklah ia menikah. Sungguh ia lebih tunduk bagi pandangan dan lebih suci bagi kemaluan!”.
Nah, inilah jalan yang bisa dijadikan solusi bagi para ikhwan: menikah! Sebab, cuma ini follow up jatuh cinta yang direstui agama. Tapi, lagi-lagi, meskipun menjanjikan sejuta atau semilyar rasa kebahagiaan, menikah dan kehidupan pasca itu  adalah tak mudah. Masih banyak ikhwan yang belum berani melangkahkan kaki ke rumah guru ngaji untuk menyodorkan proposalnya. Alasannya terlalu banyak. Mulai dari kesiapan mental hingga maisyah. Yah, apa boleh buat. Para ikhwan lalu memilih memperbanyak puasa sunat saja. Selain bisa menjaga hati dan diri, juga lebih ekonomis.
-wallahu’alam-
    Semoga dengan ini kita bisa kembali tergugah dan tetzap semangat menjalani kehidupan dan khususnya para ikhwan. Jangan merasa gundah gulana, karena itu fitrah. Tapi kendalikanlah ia sampai waktunya tiba, sehingga akan semakin indah pada waktunya.

Rebuild post from -yanrmhd- "Ikhwan juga punya Cinta"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar