Sebagai hamba Allah yang selalu mengharapkan rahmatNya, kita juga selalu meminta kepadaNya tanpa memikirkan feedbacknya atau apa seharusnya yang kita lakukan agar doa kita terkabul. Banyak sekali atau sering sekali kita hanya terus terusan meminta tanpa melakukan apapun, hanya terus terusan duduk di masjid dan berdoa. Bukankah sewajarnya kita jika meminta sesuatu maka yang dimintai pastinya mempertimbangkan apa yang sudah kita lakukan untuknya.
Dalam hal ini kita dapat mengambil hikmah dari kisah Ibrahim bin Ad-ham RAH yang melintas di pasar Basrah, lalu orang-orang berkumpul mengerumuninya seraya berkata, "Wahai Abu Ishaq, apa sebab kami selalu berdoa namun tidak pernah dikabulkan?."
10 perkara sebab menggantungnya doa
Ia menjawab, "Karena hati kalian telah mati oleh 10 hal : (1) kalian mengenal Allah SWT tetapi tidak menunaikan hak-Nya. (2) kalian mengaku cinta Rasulullah SAW tetapi meninggalkan sunnahnya. (3) kalian membaca al-Qur'an tetapi tidak mengamalkannya. (4) kalian memakan nikmat-nikmat Allah SWT tetapi tidak pernah pandai mensyukurinya. (5) Kalian mengatakan bahwa syaithan itu adalah musuh kalian tetapi tidak pernah berani menentangnya. (6) kalian mengatakan bahwa surga itu adalah haq (benar adanya) tetapi tidak pernah beramal untuk menggapainya. (7) kalian katakan bahwa neraka itu adalah haq (benar adanya) tetapi tidak mau lari darinya. (8) kalian katakan bahwa kematian itu adalah haq (benar adanya) tetapi tidak pernah menyiapkan diri untuknya. (9) kalian bangun dari tidur lantas sibuk memperbincangkan aib orang lain tetapi lupa dengan aib sendiri. (10) kalian kubur orang orang yang meninggal dunia di kalangan kalian tetapi tidak pernah mengambil pelajaran dari mereka."
Pada dasarnya apa yang kita miliki tanpa memintanya Allah sudah memberikanya dengan sebaik baik pemberian. Maka sepatutnya bersyukur dan mecooba melakukan yang terbaik sebagai hambaNya yang setia. Tiada yang lebih indah ketika Allah memberikan kebahagian yang tiada terkira ketika kita menerimanya tanpa harus memintanya.
(sumber : Mi'ah Qishshah Wa Qishshah Fii Aniis ash-Shaalihiin Wa Samiir al-Muttaqiin karya Muhammad Amin al-Jundi, Juz.II, hal,94)
(sumber : Mi'ah Qishshah Wa Qishshah Fii Aniis ash-Shaalihiin Wa Samiir al-Muttaqiin karya Muhammad Amin al-Jundi, Juz.II, hal,94)
nice posting...
BalasHapussetuju, harusnya kita malu karena selalu meminta namun jarang memberi (zikir)
Yup Syukron . . .
BalasHapusSadar diri, Sadar posisi, agar tidak salah arti. . .